OKI I STARINTI.COM -Jumlah siswa di SD Negeri 11 Kayuagung tak mengalami peningkatan signifikan yakni 33 orang keseluruhannya. Berbagai usaha telah dilakukan pihak sekolah agar masyarakat mau menyengolahkan anaknya ke sekolah yang telah berdiri sejak tahun 1975 itu.
Misalnya mendatangi langsung rumah masyarakat, mensosialisasikan pemerintah Kelurahan Mangun Jaya, mendatangi taman kanak-kanak yang ada di dekat sekolah serta memberikan pakaian seragam gratis. Namun usaha tersebut masih tidak efektif.
Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di sekolah yang dipimpin Rahmawati, S.Pd ini hanya mendapatkan dua orang siswa. Masyarakat lainnya lebih memilih memasukkan anak mereka ke sekolah yang lainnya seperti SDN 1, SDN 17 atau lebih dikenal dengan sebutan SD komplek, dan juga SDN 14 Kayuagung.
Kepala SDN 11 Kayuagung, Rahmawati,S.Pd melalui salah satu guru Riamawati, berharap kepada Pemerintah Kabupaten OKI melalui Dinas Pendidikan untuk memerhatikan kondisi sekolah ini dengan memberi solusi agar jumlah siswa bisa bertambah. Sehingga sekolah ini tidak terancam tutup.
Sekolah dengan jumlah siswa sedikit juga dialami SD Negeri 1 Ulak Ketapang, Kecamatan Teluk Gelam, Kabupaten OKI.
Sekolah ini salah satu sekolah penggerak yang mendapatkan dana bantuan operasional sekolah (BOS) tambahan, jumlah siswanya saat ini keseluruhan tidak sampai 100 orang.
Kepala SD Negeri 1 Ulak Ketapang, Nashuddin, S.Pd, sedikitnya jumlah siswa di sekolahnya karena jumlah masyarakat yang memiliki anak usia sekolah memang sedikit. Sementara di desa tetangga yakni Talang Pangeran sudah memiliki sekolah. “Mereka lebih memilih di sekolah dekat desa mereka. ” kata Nashuddin, beberapa waktu lalu.
Dia menjelaskan berbagai upaya dilakukan tetap saja sulit untuk menambah jumlah siswa. “Memang jumlah anak usia sekolah di desa ini sedikit.” ujarnya.
Disisi lain jika sekolah ini di marger dengan sekolah tetangga, lanjut dia, justru masyarakat dan pemerintah desa tidak boleh. “Mereka bilang kalau di marger desa ini tidak memiliki sekolah. ” ungkapnya seraya berkata dengan hal ini dirinya hanya bisa pasrah dan tetap fokus pada pelaksanaan proses belajar mengajar di sekolah.
Kepala SDN 12 Kayuagung, Ahmad, M.Pd memiliki pandangan berbeda. Menurut Ahmad untuk bisa bersaing sekolah harus memperbaiki mutu. “Perbaiki dulu mutu sekolah itu, perlahan nanti masyarakat akan menilai sekolah kita.” kata Ahmad.
Dikatakan Ahmad, dirinya juga pernah mengalami hal serupa. “SD Negeri 12 Kayuagung dulu siswanya juga tidak banyak, namun saya perbaiki mutu akhirnya secara perlahan masyarakat mulai menyekolahkan anaknya. Dan saat ini selama delapan tahun jumlah siswa kami saat ini mencapai 500 dari sebelumnya 137 siswa. ” ujar pria yang telah menulis dua buku ini.
Ahmad menekankan kemajuan suatu sekolah tergantung kepala sekolah yang merupakan ujung tombak. “Jadi kuncinya ada di kepala sekolah bagaiamana cara mereka menawarkan program unggulan di sekolah kepada masyarakat. ” katanya.
Tak bisa dipungkiri, menurut Ahmad setiap orang tua ingin menyengolahkan anaknya di sekolah yang berkualitas. “Contoh di Kayuagung banyak sekolah swasta yang berbayar mahal, mengapa mereka rela bayar? Karena kualitasnya bagus.” jelas Ahmad.
Apakah sekolah negeri tidak bisa bersaing? Tentunya bisa, namun kata Ahmad perbaiki dulu mutu sekolah. “Ada empat penentu kemajuan sekolah, pertama kepala sekolah, kedua guru yang kreatif, ketika siswa dan keempat sapras. ” terangnya.
Ahmad menambahkan, dulunya SD Negeri 12 belum sebagus saat ini, namun karena tekad yang kuat dalam memajukan sekolah ini, akhirnya sekolah ini mulai diminati masyarakat.
Oleh karena itu, Ahmad mengajak para kepala sekolah untuk lebih meningkatkan mutu sekolah agar bisa bersaing. “Jadi saran saya perbaiki mutu sekolah terlebih dahulu.” sarannya.
Anggota DPRD Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Jauhari A Karim, A.Ma, dalam persolaan ini menghimbau agar pihak Dinas Pendidikan OKI untuk bisa intervensi kepada SDN terdekat agar bisa membagi siswa baru jika dianggap sudah berlebihan. “Jangan karena alasan BOS berlomba-lomba berebut siswa. Karena ini dalam rangka menjaga eksistensi sekolah yang terancam tutup karena minim siswa. ” himbaunya.
Dia mengakui, memang disisi lain tidak bisa memaksakan minat orang tua untuk menyekolahkan anaknya kesekolah mana. Tapi kami tetap mengajak para calon wali murid untuk menjaga keberlangsungan sekolah yang ada disekitar kita agar tidak tutup.”tandasnya.(DONI)