PT Sampoerna Agro Komitmen Dukung Swasembada Pangan Nasional

Star OKI136 views

OKI STARINTI.COM – PT Sampoerna Agro mendukung penuh program Kementerian Pertanian RI dan Pemerintah Kabupaten OKI melaksanakan peremajaan tanaman sawit rakyat tumpang sari (intecropping) dengan tanaman padi gogo.

Dukungan ini diberikan PT Sampoerna Agro sebagai upaya untuk mendukung program swasembada pangan Presiden Probowo Subianto, khususnya di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI)

Direktur CLA Legal PT Sampoerna Agro, Eris Eriaman mengatakan upaya ini bagian dari komitmen Sampoerna Agro dalam mendukung asta cita swasembada pangan nasional.

“Kegiatan merupakan siklus kerjasama antara sampoerna agro dengan para petani melalui program PSR. Lahan PSR kami terluas di Indonesia mencapai 19 ribu hektar, 16 ribu hektar diantaranya sudah tanam,’ jelas Eris, kepada media, Kamis (16/1/25).

Pj. Bupati Ogan Komering Ilir, Asmar Wijaya mengatakan areal peremajaan sawit rakyat (PSR) di OKI memiliki potensi besar untuk menambah produksi padi daerah yang menjadi salah satu lumbung pangan di Sumatera Selatan ini.

“Potensi lahan sawit PSR di OKI mencapai 36.932 hektar, terluas di Indonesia. Kami optimis dapat menambah produksi padi di Ogan Komering Ilir.” Jelas Asmar pada acara tanam perdana tumpang sari kebun kelapa Sawit program PSR di Desa Mulya Jaya Kecamatan Mesuji Raya, OKI.

Program tanam sela padi gogo tambah Asmar diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi kesejahteraan petani dan masyarakat sekitar di masa sela tanaman sawit.

“Areal peremajaan sawit rakyat (PSR) yang berstatus “idle” berpotensi dapat ditanami padi gogo melalui tumpang sari tanaman sela atau intercropping selama dua tahun. Yakni pada areal Tanaman Belum Menghasilkan tahun pertama (TBM I) dan Tanaman Belum Menghasilkan Tahun Kedua (TBM II). Ini potensinya cukup besar untuk mendukung program swasembada pangan yang dicanangkan bapak presiden,” tutur Asmar.

Plt. Direktur Jenderal Perkebunan Heru Tri Widarto mengatakan perkebunan harus turut berkontribusi aktif menyukseskan program pemerintah, khususnya mendukung swasembada pangan, baik itu melalui penanaman padi gogo atau Penambahan Areal Tanam (PAT), irigasi perpompaan (irpom), maupun pompanisasi.

“Saat ini total areal perkebunan sawit rakyat di seluruh Indonesia sekitar 6 juta hektare, 36 ribu hektare diantaranya ada di Kabupaten OKI. Ini adalah potensi yang besar untuk mewujudkan swasembada pangan.” Ujar Heru.

Setidaknya, sambung Heru, 600 ribu hektare lahan PSR secara nasional berpotensi ditanami padi gogo, termasuk lahan perkebunan sawit rakyat yang akan diremajakan.

“Potensi ini memungkinkan kita untuk menanami setidaknya 600 ribu hektare lahan dengan padi gogo, termasuk 70 ribu hektare di Provinsi Sumsel. Program ini adalah bagian dari komitmen kita untuk meningkatkan produksi pangan sekaligus memperkuat ekonomi nasional,” ujar Heru.

Ia mengatakan, para pekebun dapat memanfaatkan bantuan Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) yang ditumpangsarikan dengan padi gogo melalui bantuan benih unggul, pestisida dan herbisida.
.
“Program ini mengusung sebuah konsep inovatif yang tidak hanya memperhatikan keberlanjutan sektor perkebunan kelapa sawit untuk mendorong peningkatan produktivitasnya, tetapi juga bertujuan untuk mendukung swasembada pangan,” imbuhnya.

Peneliti utama Badan Riset Nasional (BRIN), Aris Hairmansis mengatakan pola tumpang sari padi gogo di kebun kelapa sawit perlu dibarengi dengan perubahan budaya bertanam semusim yang dimiliki petani kelapa sawit.

“Petani sawit perlu mengubah mindset dari kebiasaan merawat tanaman kelapa sawit beralih ke tanaman padi karena siklus tanaman padi hanya berkisar 4 bulan panen sehingga harus menggunakan bibit unggul sesuai lokasi, dosis pemupukan sampai dengan pengendalian hama lahan kering yang tepat” terangnya.

Lebih lanjut Aris menjelaskan padi gogo merupakan suatu jenis padi yang tidak ditanam di sawah yang memerlukan pengairan yang banyak, ia acap ditanam di kebun atau ladang yang tidak memerlukan irigasi khusus.
Pola tumpang sari padi gogo pada lahan kelapa sawit teran dia sudah cukup berhasil. Adapun benih unggul yang digunakan, yakni IPB 9G produksi Institut Pertanian Bogor.(DONI)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *